Gambar Dan Gambaran pengerjaan dinding Batu Bata

MENGGAMBAR KONSTRUKSI DINDING BATA/BATAKO
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Cara Menggambar Konstruksi Lantai Selanjutnya penulis akan membahas mengenai Menggambar Konstruksi Dinding Bata/Batako alangkah baiknnya kita memahami tentang definisi dan fungsi dari dinding itu tersebut.

Tembok merupakan suatu dinding dari bangunan, sedangkan dinding-dinding bangunan dari segi fisika bangunan mengemban fungsi antara lain :
1. Penutup Atau Pembatas Ruangan
2. Keamanan

1. Fungsi Penutup Atau Pembatas Ruang

Sebagai penutup atau pembatas ruang dapat kita lihat sehari-hari dalam kehidupan bermasyrakat. Pembatasan menyangkut segi penglihatan atau visual dan berkat dinding tersebut manusia dapat terlindung dari pandangan orang lain yang tidak sepantasnya, sehingga kepribadian dan martabat manusia terjamin. Tidak segala hal yang kurang sedap, misalnya jemuran pakaian, tempat pembuangan sampah layak masuk dalam pandangan mata. Dinding dapat sebagai perlindungan terhadap bunyi atau suara-suara yang mengganggu atau sebaliknya agar suasana dalam ruangan jangan sampai keluar/kedengaran oleh tetangga yang lain. Dinding berfungsi sebagai penutup dan pembatas ruangan.

2. Fungsi Keamanan

Dinding diartikan manusia selaku unsur bangunan demi keamanan. Hal ini mudah dimengerti tetapi harus diingat bahwa keamanan rumah tidak hanya tergantung dari kekuatan seolah-olah seperti dinding benteng jaman dahulu sehingga rumah kita dengan sendirinya aman. Tetapi bagaimanapun juga keadaannya, ternyata dalam bermasyarakat dinding-dinding merupakan salah satu unsur keamanan yang wajar untuk dibuat.

Menggambar Konstruksi Dinding Bata

Batu bata merah disebut juga bata merah. Bata merah dibuat dari tanah liat/tanah lempung diaduk dan dicampur dengan air, sehingga menjadi suatu campuran yang rata dan kental (pulen), dicetak, dikeringkan kemudian dibakar. Di Indonesia mengenai ukuran bata merah belum ada ukuran yang pasti (standar). Walaupun demikian ada persyaratan yang mutlak

Panjang Bata = 2 x Lebar Bata + Satu Tebal Lapisan Perekat Vertikal
Lebar Bata = 2 x Tebal Bata + Satu Tebal Lapisan Perekat Mendatar
Tebal Bata = (Lebar Bata - 1 cm) / 2 

Selain di atas ada yang menentukan ukuran bata dengan mengambil terlebih dahulu ketentuan tebalnya bata. untuk lebih jelasnya mari kita lihat penjelasan dan contoh di bawah ini :

Contoh :
Tebal bata (t) diambil = 5.5 cm (kita tentukan tebal bata terlebih dahulu)
- Lebar Bata = 2 x 5.5 + 1 = 12 cm
- Panjang Bata = 2 x 12 + 1 = 25 cm

Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin, terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:
a. Bata utuh
b. ¾ panjang bata
c. ½ panjang bata
d. ¼ panjang bata dengan lebar utuh
e. ½ lebar bata dengan panjang utuh

Catatan :
Panjang bata = bujur = b, panjangnya ± 23–25 cm Lebar bata = kepala = k, lebarnya ± 11–12 cm Tebal bata ± 5–5,5 cm

gambar 1
Macam-Macam Ukuran Bata

Batu bata disusun menggunakan adukan (spesi). Adukan ini terdiri dari campuran agregat dengan perbandingan campuran isi (biasa dilakukan seharihari). Adapun campuran yang digunakan tergantung kesediaan bahan campuran yang ada di daerah masing-masing, maka dapat bervariasi yaitu antara lain:
a. 1 kapur : 1 semen merah: 2 pasir
b. 1 kapur : 3 tras
c. 1 Portland Cement (PC) : 4 pasir (5 pasir atau 6 pasir)
d. 1 Portland Cement (PC) : 1 tras : 3 pasir
Tras sebagai bahan tambahan supaya tahan lama bila tembok berhubungan dengan zat asam atau garam. Kapur dan semen PC berfungsi sebagai bahan pengikat sedang pasir dan tras sebagai bahan pengisi. Setiap lapisan apabila bata akan disusun menggunakan adukan (spesi) tebalnya 0,8–1,5 cm dan pada umumnya 1 cm. Tiap-tiap 1 m2 tebal dinding ½ bata diperlukan bata merah 60–65 buah. Dalam ikatan bata (tebal ½ bata) harus berselisih ½ panjang bata dan terdiri dari dua lapisan ikatan yaitu lapisan kesatu dan lapisan kedua. Pada penyusunan bata ini ada tiga istilah bentuk pemasangan adukan (spesi) yaitu:
a. Arah vertikal disebut siar tegak (prepend).
b. Arah memanjang disebut siar bujur atau siar datar (bed joint).
c. Arah yang dipasang ke lebar bata disebut siar lintang.

Peraturan Hubungan Dinding Batu Bata

Dalam menyusun bata merah hingga menjadi dinding dengan sendirinya dalam pelaksanaannya tidak boleh sembarangan. Untuk mendapatkan dinding yang kuat, hubungan bata merah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

􀁏 Hubungan harus dibuat sesederhana mungkin yaitu lapisan-lapisannya
terdiri dari dua macam lapisan saja yaitu lapisan melintang dan membujur
(lapisan kop dan strek).
􀁏 Jangan menggunakan ukuran bata yang besarnya kurang dari ½ bata,
sedapat mungkin menggunakan bata yang utuh seluruh tembok.
􀁏 Siar tegak tidak boleh dibuat terus menerus sehingga merupakan satu
garis lurus.
􀁏 Semua siar harus terisi penuh seluruhnya setebal tembok.
􀁏 Pada sudut-sudut, pertemuan-pertemuan, dan persilangan tembok lapisanlapisannya
saling ganti-berganti, diteruskan dan dihentikan. Lapisan yang
diteruskan harus lapisan strek dan yang dihentikan lapisan kop.
􀁏 Semua lapisan strek dihentikan/diakhiri dengan bata ¾ yang banyaknya
tergantung dengan tebalnya yaitu diukur dengan kop.
Misalnya : tembok 1 bata 2 kop, tembok 1 ½ bata 3 kop, tembok 2 bata
4 kop
􀁏 Di sekeliling sudut yang ada di sebelah luar harus dapat dilihat adanya
lain-lain jenis lapisan.
Selain ketentuan untuk ikatan ½ bata ada jenis ikatan lainnya yang tebalnya
lebih dari ½ bata, antara lain:
􀁏 Hubungan ¾ bata
􀁏 Hubungan tegak (1 bata atau lebih) terdiri dari 2 lapis
􀁏 Hubungan silang (1 bata atau lebih) terdiri dari 4 lapis
􀁏 Hubungan vlams (1 bata atau lebih), jarang digunakan

Sumber: Ilmu Bangunan Gedung, DPMK, Jakarta
Gambar 2
Ikatan Setengah Bata

Gambar 3
Ikatan Bata Tebal 3/4 Bata


Gambar 4
Ikatan Tegak

Gambar 5
Ikatan Silang

Gambar 6
Ikatan Vlam
Sumber : Menggambar Teknik Bangunan 1, DPMK, Jakarta

Tembok kecuali dibuat dari pasangan bata, dapat juga dibuat dari pasangan bata-tras-kapur (batako). Batako dalam perdagangan terdapat berbagai bentuk dan ukuran. Bata tras ini campuran dari kapur, tras dan air atau kapur, tras, pasir dan air atau juga dapat semen portland, tras dan air. Bata tras ini merupakan batu buatan yang tidak dibakar. Kekerasannya tergantung dari campuran yang digunakan. Batako hanya digunakan sebagai dinding yang tidak mendukung beban. Ukuran batako antara lain:

– Ukuran 20 x 20 x 40 cm berlubang digunakan untuk pasangan dinding
tebal 20 cm
– Ukuran 20 x 20 x 40 cm berlubang digunakan untuk sudut-sudut dan
pertemuan-pertemuan dinding tebal 20 cm
– Ukuran 10 x 20 x 40 cm berlubang digunakan untuk dinding pemisah tebal
10 cm dan dinding tipis lainnya

Gambar 7
Jenis-Jenis Batako

Gambar 8
Bentuk Ikatan Dinding Batako
Sumber : Petunjuk Praktek Batu dan Beton, DPMK, Jakarta

Demikian pembahasan mengenai Cara Menggambar Konstruksi Dinding Bata , selanjutnya penulis akan membahas mengenai Cara Menggambar Konstruksi Penutup Dinding Atau Kolom, untuk pembahasannya bisa dilihat disini.



Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

DINDING BATU BUATAN
A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.


Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan susut.

C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).

DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

Cara Pemasangan Dinding Pasangan Batu Bata Yang Benar Dalam Konstruksi Bangunan

Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya dinding mempunyai fungsi diantaranya:
  • Pembatas ruang luar dengan ruang dalam.
  • Penyokong atap dan langit-langit.
  • Pembatas antara tiap ruang di dalam rumah.
  • Penahan cahaya, hujan, angin, debu, suara, dan lain-lain yang bersumber dari alam.
  • Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum.
  • Untuk keindahan Arsitektur

Jenis Dinding

Dinding Struktural
Sebagai Struktur Bangunan (Bearing Wall). Dinding ini berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk tiang kolom (besi beton). Bahan Dinding Struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah Batu Bata. Banyak digunakan pada zaman dahulu. Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batu bata dan semen.
Dinding Non-Struktural
Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila dinding dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural di antaranya seperti batu bata, bata ringan, batako, kayu, kaca, dan lain-lain.
Dinding Partisi atau penyekat
Dinding penyekat adalah batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior), bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti gypsum, triplek, papan kalsium, kaca, pvc, dan lain-lain.
teknik pemasangan batu bata

Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata

Kelebihan Batu bata (+)
  1. Keretakan relatif jarang terjadi.
  2. Pada pekerjaan yang sempit,lebih cocok menggunakan material ini.
  3. Tidak membutuhkan perekat yang khusus.
  4. Pengangkutan lebih mudah karena ukuran yang lebih kecil.
  5. Dari segi struktur mempunyai kekuatan yang tinggi dan tahan lama dibanding dengan batako.
  6. Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.
  7. Mudah memasangnya karena tukang tidak harus memiliki keahlian khusus.
  8. Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingin dan udara lembab.
  9. Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat hawa di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas.
  10. Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, dan sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.
  11. Harganya Murah. Dari segi harga per buah memang lebih murah tapi tentu harus dihitung per satuan luas terlebih dahulu. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannya  cukup banyak.
Kekurangan Batu Bata (-)
  1. Waktu pemasangannya lebih lama karena ukuran yang kecil dibandingkan material dinding bangunan yang lain.
  2. Saat akan pemasangan harus direndam atau dibasahi terlebih dahulu supaya rekat dengan spesi.
  3. Dari segi estetika untuk pemasangannya kurang begitu rapi. Harus membutuh batu bata merah ekspos yang khusus dan lebih mahal daripada batu bata biasa.
  4. Lebih boros dalam menggunakan campuran spesi seperti semen dan pasir karena dengan ketebalan minimal 1,5 cm atau 2 cm. untuk perhitungan kebutuhan semen pasir pada spesi bisa lihat artikel sebelumnya.
  5. Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan pecah.
  6. Lebih banyak yang terbuang untuk potongan-potongan batu bata.
  7. Kurang cocok untuk dinding rumah tinggal 2 lantai ke atas. karena rumah 2 lantai ke atas struktur utama adalah kolom dan batu bata membebani lebih banyak daripada batako yang relatif lebih ringan.
  8. Biaya lebih tinggi dari dinding batako.

Kriteria Batu Bata Berkualitas Baik

  1. Batu bata harus seragam/sama dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.
  2. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun.
  3. Permukaan harus benar dalam bentuk persegi panjang satu sama lain untuk menjamin kerapian pekerjaan.
  4. Mempunyai ukuran yang standar yaitu pertama, Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm dan yang kedua, Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
  5. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara yang padat jika diketok.

Jenis Pemasangan Dinding Batu Bata

Ada 3 Jenis Pemasangan Batu Bata Merah, yaitu :
  • Pasangan ½ bata: Pemasangan bata secara memanjang dengan lebar bata merah sebagai tebal dinding.
  • Pasangan 1 bata: Pasangan bata secara melintang dengan panjang bata sebagai tebal dinding.
  • Pasangan rollag: Pasangan bata secara miring melintang yang berfungsi sebagai pasangan resapan air dibagian paling bawah pasangan bata.
pasangan dinding bata

Teknik Pemasangan Batu Bata

  1. Pasangan batu bata untuk dinding – dinding luar pada bangunan umumnya dapat dipakai pasangan batu bata ½ batu.
  2. Dinding Pengisi dari pasangan bata ½ bata harus diperkuat dengan sloof, kolom praktis, rollag, dan ring balok yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tersebut.
  3. Campuran spesi pada pasangan tembok harus cukup kedap air agar tembok tidak mudah basah jika terkena air hujan. Dinding bata yang memerlukan campuran kedap air misalnya tembok pada kamar mandi, WC, tempat cuci, dan dapur, spesi nya 1 PC : 2 PS, artinya 1 takaran semen dan 2 takaran pasir. Dinding bata yang tidak memerlukan campuran kedap air, perbandingan spesi umumnya 1 PC : 3 PS : 10 KP.
  4. Perkuatan dinding batu bata dengan kolom praktis. Kolom-kolom praktis merupakan bagian kerangka yang  membantu dan memperkuat posisi dinding pasangan batu bata, dan pemasangan kolom ditempatkan pada sudut pertemuan pasangan batu bata.
  5. Pasangan dan penempatan kolom-kolom praktis yang berukuran 13 x 13 atau 15 x 15 ditempatkan pada seluas bidang dinding tembok batu bata 12 m2. Jadi, penampang kolom praktis yang berukuran 15 x 15 cm itu ditempatkan penulangan/pembesian ø 4 – 12 mm dan pemasangan sengkang/cincinnya dengan ø 6 – 20 cm dan terpasang pada dinding bata dengan jarak 3 – 4 m
  6. Untuk penempatan Kusen di bagian atas dari ambang atas kusen dipasangkan batu bata berdiri atau disebut sebagai rollag dengan adukan menggunakan perbandingan 1 PC: 2 Ps atau dipasang balok latai 15/20 atau 13/20 dengan tujuan agar kusen tidak menerima beban dari dinding diatasnya.

Komentar

Postingan Populer